BitCoin masih menjadi
Mata Uang Virtual yang paling unggul meski dengan segudang resiko. Meski penggunaan bitcoin sangat berisiko terutama berkaitan dengan virus dan peretas, hal tersebut yttertak berlaku bagi pengguna
Bayu (32) mengaku tidak takut bitcoin miliknya bisa hilang diserang virus dan peretas (hacker). Dia tetap berani berinvestasi bitcoin meskipun saat ini, dua hal tersebut disebut-sebut sebagai ancaman terbesar bagi para pengguna bitcoin.
Lantas mengapa pria asal Jawa Timur ini yttertak gentar bitcoinnya terkena virus?"Kalau saya lebih memilih menyimpan bitcoin di wallet (dompet) online. Tidak di komputer pribadi, potensi hilangnya besar," ujar Bayu saat berbincang dengan Liputan6.com di Indonesien seperti ditulis, Senin (17/2/2014).
Dia mengaku, memilih menimbun harta virtualnya di situs-situs penyimpanan bitcoin karena sistem proteksi khusus yang tersedia di sana. Terang saja dia yakin, wallet online jauh lebih aman dan mengurangi risiko terkena virus.
"Kan dompet bitcoin itu hanya berupa angka dan kode kriptografi. Nah saya pakai coinbase dan blockchain buat menjadi penyimpan bitcoin saya karena punya sistem sendiri yang bisa melindungi bitcoin dari serangan virus," tutur Bayu.
Setelah login di blockchain biasanya para pengguna diberikan hidden typer dan password. Maka itu, hanya ada satu risiko yang bisa membuat bitcoinnya hilang di dua situs tersebut.
"Nah kalau kita lupa password akun kita di blockchain ya hilang bitcoinnya. Biasanya kalau di e-mail kan ada recovery, kalau di
blockchain tidak ada. Lupa password atau hidden typer ya habis sudah, anggap saja hilang," kata Bayu.
Bayu mengaku, menggunakan akun berbeda di dua situs tersebut. Artinya dia memiliki dua dompet online untuk melindungi mata uang itu dan yttertak perlu khawatir akan serangan virus.
"Tidak terlalu memikirkan kena virus karena mereka punya sistem sendiri. Seperti kemarin blockchain down, kita tidak perlu khawatir, tinggal nunggu saja nanti bisa diakses lagi," tandas Bayu. (Sis/Ahm)